Kamis, 05 Juni 2008

etika komunikasi

Kaitan Etika dengan Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Dari bahasa seseorang akan dinilai bangsanya dan juga etikanya. Kalau kita berbahasa/berkomunikasi secara verbal dengan baik, maka orang akan menilai kita sebagai orang yang beretika. Kalau tidak, kita akan dicap sebagai orang yang tidak beretika/bermoral.

Bahasa memang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional. Begitu pentingnya bahasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu suatu kebijakan yang berimplikasi pada pembinaan dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Salah satu bentuk pembinaan yang dianggap paling strategis adalah pembelajaran bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa lainnya di sekolah.

Tidak hanya secara verbal saja kita harus beretika. Tetapi juyga secara nonverbal. Sebagai manusia yang penuh dengan nilai moral yang tinggi tentu kita tidak ingin disebut sebagai orang yang hanya pandai berkata – kata secara etika saja. Kita tentu ingin beretika juga secara nonverbal.

Untuk itu, kita harus bersikap yang sopan dengan orang – orang di sekitar kita. Bertutur kata yang lembut dengan mereka. Dan untuk mewujudkan hal itu memang bukanlah hal yang mudah. Untuk menanamkan citra diri kita yang beretika secara nonverbal. Lebih mudah bagi seorang penjahat untuk berbuat kriminal agar dikenang orang. Dan kenangan itu akan bertahan lama. Sebagai contoh, kita tidak boleh memotong pembicaraan orang lain apalagi orang yang lebih tua dari kita. Dan itulah yang disebut etika.

Kaitan Etika dengan Konsep dan Potensi Diri

Sejalan dengan potensi diri. Setelah kita mengenal orang dalam waktu yang lama, maka kita juga akan mengetahui potensi dirinya dimana. Dan apabila kita ingin meminta tolong dengan seseorang, maka kita akan sesuaikan potensinya karena kita sudah lama mengenalnya.

Sebagai contoh, kita akan memberikan kesempatan kerja bagi teman akrab kita sebagai penjaga toko yang kita miliki. Karena kita telah lama kenal dan telah mengetahui sikap dan sifatnya, kita tentu akan lebih mudah mengenal potensi dan konsep dirinya, sehingga kita lebih dapat percaya sepenuhnya terhadap pekerjaan yang kita berikan kepadanya.

Tidak ada komentar: